Kamis, 04 November 2010

Implementasi EDS dalam SPMP
Oleh: Medi, S.Pd.


Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Nasional (SPMP) memperkenalkan paradigma baru tentang sistem penilaian pendidikan dari Quality Control (QO) menuju Quality Assurent (QA). Tujuannya adalah memberikan tanggung jawab kepada pemangku kepentingan (stake holders) sekolah untuk menjamin dan meningkatkan mutu pendidikan. Sebab setiap satuan pendidikan (sekolah) wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan untuk memenuhi atau melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Bentuk dari Quality Assurent (QA) adalah Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang merupakan proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan (stake holders) sekolah untuk melihat kekurangan dan kelebihan sekolah tersebut berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Apa saja yang dievaluasi?
Yang dievaluasi (dinilai) adalah 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang terdiri dari: Standar sarana dan prasarana, Standar isi, Standar proses, Standar penilaian, Standar kompetensi lulusan, Standar pengelolaan, Standar pendidik dan kependidikan, dan Standar pembiayaan. Dari hasil evaluasi tersebut nantinya akan bisa diketahui kondisi sekolah berdasarakan SPM dan SNP apakah berada pada level (tingkat) :
Level (tingkat) 1 : Belum memenuhi SPM – SNP
Level (tingkat) 2 : Memenuhi SPM
Level (tingkat) 3 : Memenuhi SNP
Level (tingkat) 4 : Memenuhi dan malampaui SNP

Siapa yang melakukan penilaian?
Oleh karena EDS merupakan evaluasi internal, maka yang melakukan penilaian atau evaluasi adalah Tim Pengembang Sekolah (TPS) yang terdiri dari: kepala sekolah, unsur dewan guru, unsur komite sekolah, unsur orang tua siswa, dan pengawas sekolah. Fungsi pengawas sekolah di sisni adalah sebagai nara sumber atau fasilitator.
Kapan EDS dilakukan?
EDS dilakukan setahun sekali pada setiap awal tahun pelajaran. Hasil EDS yang berupa kekurangan dan kelebihan sekolah tersebut akan diagregasi oleh pengawas untuk diberikan saran dan rekomendasi. Stake holders sekolah diberi kesempatan untuk meningkatkan kinerjanya baik dengan kekuatannya sendiri, pembimbingan oleh pengawas sekolah, maupun dukungan oleh pemerintah. Lembaga pendidikan (sekolah) sebenarnya mempunyai kekuatan potensial yang belum dikembangkan secara efektif, kontinuoitas, dan berkelanjutan, kekuatan potensial tersebut seperti: sumber daya manusia (guru yang profesional), keunggulan lokal, partisipasi masyarakat, dan sebagainya. Setahun kemudian TPS akan melakuukan EDS lagi untuk melihat perkembangannya.

Obyektifitas sistem penilaian ini akan sangat bermanfaat baik bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri, maupun bagi pemerintah. Manfaat bagi sekolah adalah mengetahui tingkat pencapaian sekolah tersebut dalam SPM dan SNP sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan. Sedangkan manfaat bagi pemerintah adalah sebagai bahan masukan dan dasar perencanaan pembangunan pendidikan, investasi pendidikan, dan dukungan sumber-sumber daya kepada sekolah. Dukungan sumber-sumber daya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah akan tepat sasaran, tepat guna, dan berhasil guna karena sesuai dengan kebutuhan riil di sekolah.

Kebutuhan riil di sekolah yang berupa kekurangan dan kelemahan sekolah dalam pencapaian SPM dan SNP akan diagregasi oleh Tim Pengembang Kabupaten (TPK) dalam bentuk Monitoring Sekolah oleh Pemerintah Daerah (MSPD) untuk direkomendasi kepada pemerintah. Kemudian setelah mendapat rekomendasi dari TPK, pemerintah akan menggelontorkan dukungan sumber-sumber daya pendidikan baik yang berupa material maupun immaterial. Dukungan yang berupa material misalnya: pembangunan ruang kelas baru, ruang perpustakaan, buku-buku pelajaran, media pembelajaran, komputer, LCD, dan sebagainya. Sedangkan dukungan yang berupa immaterial misalnya: work shop pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Pendidikan dan Latihan (Diklat) manajemen sekolah, pengembangan silabus, penyususunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penilaian pendidikan dan sebagainya. Dengan sistem ini, tahap demi tahap lembaga pendidikan (sekolah) dapat meningkatkan mutu pendidikan secara berjenjang dan berkelanjutan. (penulis adalah pengawas TK/SD UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kaligondang Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah).

Jumat, 25 Juni 2010

SEPULUH BESAR PEROLEHAN RATA-RATA NILAI PER MAPEL UASBN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KALIGONDANG

MAPEL BAHASA INDONESIA :
Nama SD dan rata-rata nilainya adalah sbb :
1. SDN 2 Selanegara : 8,61
2. SDN 1 Sempor : 8,53
3. SDN 1 Slinga : 8,35
4. SDN 1 Penolih : 8,30
5. SDN 1 Kalikajar : 8,20
6. SDN 2 Pagerandong : 8,20
7. SDN 2 Kaligondang : 8,18
8. SDN 1 Sidareja : 8,10
9. SDN 1 Selanegara : 8,09
10. SDN 2 Kembaran Wetan : 8,07

MAPEL MATEMATIKA :
Nama SD dan rata-rata nilainya adalah sbb :
1. SDN 2 Kembaran Wetan : 9,15
2. SDN 1 Tejasari : 9,03
3. SDN 1 Cilapar : 9,00
4. SDN 2 Sinduraja : 8,85
5. SDN 1 Kalikajar : 8,84
6. SDN 1 Slinga : 8,79
7. SDN 2 Penolih : 8,77
8. SDN 2 Pagerandong : 8,77
9. SDN 1 Kembaran Wetan : 8,66
10. SDN 2 Selanegara : 8,60

MAPEL IPA
Nama SD dan rata-rata nilainya adalah sbb :
1. SDN 2 Kembaran Wetan : 8,77
2. SDN 1 Kalikajar : 8,74
3. SDN 2 Pagerandong : 8,67
4. SDN 1 Tejasari : 8,61
5. SDN 2 Selanegara : 8,47
6. SDN 2 Sinduraja : 8,47
7. SDN 1 Kembaran Wetan : 8,46
8. SDN 1 Penolih : 8,37
9. SDN 2 Penolih : 8,16
10. SDN 1 Sempor : 8,12

Rabu, 23 Juni 2010

SIAPA PALING JAGO MASING-MASING MAPEL UASBN?

PERAIH NILAI TERTINGGI MASING-MASING MAPEL UASBN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KALIGONDANG

Mapel Bahasa Indonesia nilai tertinggi 9,80 diraih oleh :
1. SISKA SRI WAHYUNI dari SDN 1 Sempor
2. TRI WAHYUDI dari SDN 2 Selanegara

Mapel Matematika nilai tertinggi 10,00 diraih oleh :
1. DESIWININGTYAS MULIA dari SDN 1 Sempor
2. LILIAN NENTI ANGGRAENI dari SDN 1 Kembaran Wetan
3. EFA FLEGIANTI dari SDN 1 Tejasari
4. FEBRI ALDI PANGESTU dari SDN 1 Tejasari
5. KINANTHI BARRU dari SDN 1 Sinduraja
6. TRI WIDODO dari SDN 1 Sinduraja
7. MUHAMMAD VEGA CAHYA TRI PAMBUDI dari SDN 1 Brecek
8. FAIZAL WALDI dari SDN 1 Kalikajar
9. NANDA MONITA dari SDN 1 Kalikajar
10. PUJI APRILIA dari SDN 1 Lamongan
11. NANDIA TRI WAHYUNI dari SDN 1 Lamongan
12. TRI LESTARI dari SDN 1 Sidanegara
13. NURIKA ZAHRA MP dari SDN 1 Selanegara
14. SEFRINDA PRADITA dari SDN 1 Selanegara
15. TRI WAHYUDI dari SDN 1 Selanegara
16. AULIA NUR RAHMA dari SDN 1 Selanegara
17. SEPTI MARLINAH dari SDN 2 Sinduraja
18. ABID HANIFUSSAFLY dari SDN 2 Sinduraja
19. DEDI SETIAWAN dari SDN 2 Penolih
20. R. WAHID PRIHATIN dari SDN 2 Penolih
21. AJI PRATAMA dari SDN 2 Tejasari

Mapel IPA nilai tertinggi 9,75 diraih oleh :
1. HARI HIDAYAT dari SDN 1 Tejasari
2. ABID HANIFUSSAFLY dari SDN 2 Sinduraja

SIAPA YANG PALING BERPRESTASI DI UASBN ?

5 (LIMA) BESAR JUMLAH NILAI UASBN TAHUN PELAJARAN 2009/2010
UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KALIGONDANG

Peringkat I : FEBRI ALDI PANGESTU dari SDN 1 Tejasari dengan jumlah nilai : 28,70
Peringkat II : ALDIAN BAHARI dari SDN 1 Kalikajar dengan jumlah nilai : 28,65
Peringkat III: GIYAN ANJANESTIO dari SDN 1 Kalikajar dengan jumlah nilai : 28,65
Peringkat IV: TRI WAHYUDI dari SDN 2 Selanegara dengan jumlah nilai : 28,55
Peringkat V: NANDIA TRI WAHYUNI dari SDN 1 Lamongan dengan jumlah nilai : 28,45

HASIL SEBUAH PERJUANGAN

5 (LIMA) BESAR HASIL UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) TAHUN PELAJARAN 2009/2010 UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN KALIGONDANG.
Peringkat I SDN 2 KEMBARAN WETAN dengan rata-rata nilai B. Ind, Mat, dan IPA sbb : 8,07; 9,15; dan 8,77. Jumlah nilai rata-rata : 25,99
Peringkat II SDN 1 KALIKAJAR dengan rata-rata nilai B. Ind, Mat, dan IPA sbb : 8,20; 8,84; dan 8,74. Jumlah nilai rata-rata : 25,78
Peringkat III SDN 1 TEJASARI dengan rata-rata nilai B. Ind, Mat, dan IPA sbb : 8,04; 9,03, dan 8,61 Jumlah nilai rata-rata : 25,68
Peringkat IV SDN 2 SELANEGARA dengan rata-rata nilai B. Ind, Mat, dan IPA sbb : 8,61; 8,60; dan 8,47. Jumlah nilai rata-rata : 25,68
Sedangkan peringkat V SDN 2 PAGERANDONG dengan rata-rata nilai B. Ind, Mat, dan IPA sbb : 8,20; 8,77; dan 8,67. Jumlah nilai rata-rata : 25,64

Rabu, 21 April 2010